Daftar Isi
HALAMAN SAMPUL…………………………………………………………… i
HALAMAN JUDUL………………………………………………..…………… ii
PENGESAHAN…………………………………………………..……………... iii
KATA PENGANTAR…………………………………….…………………….. iv
DAFTAR ISI…………………………………………………...………………… v
BAB I PENDAHULUAN…………………………………..…………………… 1
A. Latar Belakang……………………………………….………………….. 1
B. Rumusan Masalah……………………………………….………………. 1
C. Tujuan…………………………………………………….……………… 2
D. Manfaat Penelitian…………………………………………………….… 2
E. Ruang Lingkup Penelitian….…………………………………….….…… 2
BAB II LANDASAN TEORI………………………………………………..….. 3
A. Landasan Teori……………………………………………..…………….. 3
B. Hipotesis…………………………………………………..……………… 5
BAB III METODOLOGI PENELITIAN……...………………..………………..6
A. Metode Penelitian ……………………………………….……………….. 6
B. Populasi dan Sampel Penelitian……………………….......……………... 6
C. Variabel Penelitian……………………………………………….………. 6
D. Metode Pengumpulan Data………………………………………………. 7
E. Teknik Analisis Data…………………………………………………...… 7
F. Intrumen penelitian………………………………………………………. 7
BAB IV PEMBAHASAN……………………………………………………..… 9
A. Table Penelitian……………………………………………………………9
B. Pembahasan…...………………………………………………………….10
C. Pembahasan secara Umum……………………………………………….12
BAB V PENUTUP………………………………………………………………14
A. Simpulan……………………………………………………………..…..14
DAFTAR PUSTAKA…………………………………..………………...…...… vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia
adalah negara tropis yang memiliki dua musim, yaitu musim penghujan dan
musim kemarau. Indonesia juga di kenal sebagai negara agraris dimana
sektor pertanian menjadi ujung tombak perekonomian. Pada musim penghujan
para petani relatif mudah untuk melakukan perawatan bagi tanamannya,
missal padi. Tapi pada musim kemarau dimana air sulit di
dapat para petani harus mengakalinya dengan mencari sumber pengairan
baru atau mananam tanaman yang relatif mudah perawatannya saat jumlah
air terbatas, misal tanaman palawija. Jagung termasuk dalam tanaman yang
lebih mudah perawatannya dimana tidak terlalu membutuhkan air banyak.
Indonesia
adalah negara yang mendapat sinar matahari cukup tiap tahunnya,
mengingat Indonesia ada di kawasan katulistiwa. Intensitas pencahayaan
terntunya juga mempengaruhi pertumbuhan jenis tanaman tertentu, misalnya
jagung.
Pada
penelitian kali ini kami memilih tanaman jagung karena tanaman ini
banyak tersebar di Indonesia dan masyarakat pun sering mengolah jagung
menjadi aneka makanan. Tentunya jagung yang memiliki kualitas lebih baik
yang akan menghasilkan berbagai makanan yang baik pula. Dengan keadaan
alam Indonesia yang sudah dijelaskan di atas mungkin banyak membuat
tanaman kurang mendapat perlakuan yang baik sesuai dengan keadaannya.
Dan dengan penelitian terhadap tanaman jagung ini kami ingin memaparkan
sedikit pengaruh cahaya pada tanaman jagung.
B. Rumusan Masalah
Berikut ini beberapa masalah yang akan terjawab dengan penelitian kami ini:
1. Apa pengaruh cahaya terhadap perkecambahan biji jagung dan pertanamannya?
2. Adakah perbedaan bentuk fisik (batang, daun, dan akar) pertanaman jagung pada intensitas cahaya yang berbeda?
3. Bagaimana perbedaan yang terjadi pada tanaman satu dengan yang lain?
C. Tujuan
Tujuan dari penelitian kami adalah :
1. Mengetahui pengaruh cahaya terhadap pertanaman tanaman, khususnya tanaman jagung.
2. Mengetahui perbedaan yang terjadi pada tanaman jagung akibat intensitas cahaya yang berbeda.
3. Mengetahui
penyebab tanaman jagung yang mendapatkan cahaya matahari mengalami
perbedaan dengan tanaman jagung yang tidak mendapatkan cahaya matahari.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian kami adalah :
1. Mengetahui cara menanam tanaman jagung yang baik dan benar.
2. Mengetahui intensitas cahaya yang baik dalam menanam tanaman jagung.
3. Mengetahui seberapa besar pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan tanaman jagung.
E. Ruang Lingkup Penelitian
1. Jenis penelitian : Komparatif (membandingkan)
2. Subjek penelitian : Intensitas cahaya matahari
3. Objek penelitian : Tanaman jagung
4. Lokasi penelitian : Lingkungan SMAN 1 Purworejo
5. Waktu penelitian : 22 Juli 2011 s.d. 4 Agustus 2011
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Landasan Teori
a. Pengertian Perkecambahan
Merupakan
proses pertumbuhan dan perkembangan embrio. Hasil perkecambahan ini
adalah munculnya tumbuhan kecil dari dalam biji. Perubahan embrio saat
perkecambahan umumnya adalah radikula (calon akar) tumbuh dan berkembang menjadi akar, selanjutnya plimula tumbuh dan berkembang menjadi batang dan daun.
Berdasarkan letak kotiledon pada saat perkecambahan, dikenal dua macam tipe perkecambahan, yaitu:
1. Perkecambahan epigeal, merupakan pemtumbuhan memanjang dari hipokotil (sumbu embrio bagian bawah kotiledon) yang menyebabkan plumula dan kotiledon terdorong ke permukaan tanah.
2. Perkecambahan hypogeal, dimana pertumbuhan memanjang dari epikotil (sumbu embrio bagian atas kotiledon) yang menyebabkan plumula (pucuk embrio) keluar menembus kulit biji dan muncul di atas tanah, tetapi kotiledon tetap berada di dalam tanah.
b. Pengertian Pertumbuhan
Pertumbuhan
diartikan sebagai suatu proses pertambahan ukuran atau volume serta
jumlah sel secara irreversible, yaitu tidak dapat kembali ke semula.
c. Faktor – faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman
Faktor-faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman dibedakan menjadi dua, yaitu
factor dalam dan factor luar. Berikut penjabaran mengenai factor luar
dan factor dalam.
1. Faktor Dalam
a) Gen, adalah pembawa sifat keturunan atau hereditas.
b) Hormon,
adalah suatu senyawa organik yang dibuat pada suatu bagian tumbuhan dan
kemudian diangkut ke bagian lain, yang dengan konsentrasi rendah
menyebabkan suatu dampak fisiologis. Peran hormon adalah merangsang
pertumbuhan, pembelahan sel, pemanjangan sel, dan ada yang mengahambat
pertumbuhan. Contoh hormon pada tumbuhan; oksin, geberelin, sitokinin, asam absisat, etilen, asam traumatin, dan kalin.
2. Faktor Luar
a) Nutien
dan air, nutrien dan zat makanan terdiri dari unsur-unsur atau senyawa
kimia. Nutrient yang diperlukan merupakan sumber energi dan sumber
materi untuk sintesis berbagai komponen sel yang diperlukan selama
pertumbuhan. Air dibutuhkan tumbuhan sebagai pelarut bagi kebanyakan
reaksi dalam tubuh tumbuhan dan sebagai medium reaksi enzimatis.
b) Cahaya,
selain berpengaruh dalam proses fotosintesios cahaya berpengaruh
terhadap pertumbuhan setiap organ dan keseluruhan tumbuhan.Cahaya
khususnya cahaya matahari merupakan sumber energy yang sangat penting
untuk melaksanakan proses fotosintesis. Tanpa adanya cahaya, tumbuhan
hijau tidak akan melakukan fotosintesis, sehingga tak mungkin mampu
bertahan hidup untuk jangka waktu yang lama. Respon tumbuhan terhadap
lama penyinaran dan intensitas cahaya disebut fotoperiodisme.
c) Suhu
udara, suhu berpengaruh terhadap kerja enzim, sehingga suhu juga
berpengaruh terhadap fisiologi tumbuhan. Suhu yang baik atau ideal yang
diperlukan tumbuhan sehingga pertumbuhan dan perkambangan berlangsung
baik disebut suhu optimum (10º C - 38ºC). Umumnya tumbuhan tidak
dapat tumbuh di bawah suhu 0ºC dan di atas 40ºC. Suhu yang terlalu
tinggi atau terlalu rendah akan menghambat proses pertumbuhan dna
perkembangan.
d) Oksigen, berpengaruh terhadap pertumbuhan bagian tanaman di atas tanah maupun pertumbuhan akar yang berada di dalam tanah.
e) Kelembapan,
kelembapan udara mempengaruhi proses penguapan air yang berhubungan
dengan penyerapan nutrien. Penguapan air akan meningkat apabila
kelembapan rendah, akibatnya tumbuhan dapat menyerap banyak nutrien.
Keadaan ini memacu pertumbuhan tanaman.
B. Hipotesis
Hipotesis tentang penelitian ini adalah bahwa tanaman jagung yang diberi cahaya matahari cukup pertumbuhannya akan lebih baik dan normal dibanding dengan tanaman jagung yang tidak dikenai cahaya matahari atau yang bidebri cahaya lampu.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode
yang digunakan adalah metode kualitatif dengan cara membandingkan
tanaman jagung yang diberi cahaya matahari cukup dan tanaman jagung yang
tidak diberi cahaya matahari, dan juga menggunakan metode kuantitatif
dengan cara merata-rata perubahan pertumbuhan tanaman dari hari ke hari.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Polulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh tanaman jagung.
Sampel
pada penelitian ini adalah sepuluh tanaman jagung yang ditanam di bawah
cahata matahari, sepuluh tanaman jagung yang ditanam tanpa cahaya
matahari, dan sepuluh tanaman jagung yang ditanam di bawah cahaya lampu.
C. Variabal Penelitian
1. Variabel
bebas : variabel bebas adalah variabel yang digunakan untuk menyatakan
hal yang masih bersifat umum. Dalam penelitian ini, dapat disimpulkan
bahwa variabel bebasnya adalah intensitas cahaya.
2. Variabel
terikat: variabel terikat adalah suatu variabel dalam bentuk yang lebih
spesifik. Dalam penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa variabel
terikatnya adalah kecepatan pertumbuhan tanaman jagung.
3. Variabel
control: variabel kontrol adalah variabel yang mempengaruhi variabel
terikat selain variabel bebas. Dalam penelitian ini, variabel kontrolnya
adalah kualitas dari bibit tanaman jagung, air, suhu, cahaya, kadar
oksigen dan hama.
D. Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data berupa observasi.
Teknik obseravasi dilakukan dengan mengamati pertumbuhan tanaman jagung
yang diberi tiga perlakuan berbeda tentang intensitas cahaya yang
diberikan.
E. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah tindak lanjut kegiatan peneliti sesudah penelitian data.
Penelitian ini berdasarkan suatu langkah analisis data untuk mendapatkan kesimpulan dari rumusan masalah dengan metode observasi penanaman tanaman jagung. Adapun beberapa langkah yang akan dilakukan oleh penulis adalah:
1. Tahap persiapan:
a. Melakukan penyeleksian terhadap bibit tanaman jagung.
b. Mempersiapkan tanah bermuhus sebanyak tiga puluh kantong palstik sebagai media tanam.
c. Mempersiapkan
tempat penyimpanan untuk sampel yang mendapat tiga perlakuan tadi
(siapkan lapu warna kuning sebesar 5 Watt untuk memberi cahaya pada
sampel yang diberi perlakuan disinari cahaya lampu).
2. Tahap penanaman dan penelitian:
a. Rendam biji jagung yang sudah dipilih.
b. Tanam biji jagung 1,5 cm di dalam media tanam.
c. Siram tanaman setiap hari dan lakukan pengamatan serta pengukuran dalam 2 hari sekali selama 2 minggu.
3. Tahap penulisan laporan
Penulisan laporan dilakukan setelah penelitian. Penulisan laporan disertai dengan data satistik dan tabel.
F. Instrument Penelitian
Instrumen penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:
1. Alat tulis
2. Alat dan bahan tanam (sekop, tanah, plastik tanam, bibit jagung, air)
3. Media internet.
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Table Penelitian
Tanaman dengan cahaya matahari:
Tanaman
|
27 Juli
|
29 Juli
|
31 Juli
|
2 Agustus
|
3 Agustus
|
1
|
5,50
|
11,50
|
18,50
|
23,00
|
27,00
|
2
|
5,00
|
11,00
|
17,50
|
22,00
|
29,00
|
3
|
5,00
|
10,50
|
16,00
|
23,00
|
28,50
|
4
|
4,00
|
11,00
|
17,50
|
22,50
|
27,50
|
5
|
5,00
|
10,50
|
16,00
|
20,50
|
26,00
|
6
|
6,00
|
12,50
|
19,00
|
23,00
|
29,00
|
7
|
5,00
|
11,50
|
17,00
|
23,50
|
28,50
|
8
|
4,00
|
7,50
|
16,50
|
22,00
|
28,00
|
9
|
4,50
|
10,00
|
14,50
|
19,00
|
25,00
|
10
|
4,00
|
7,00
|
14,00
|
18,00
|
23,00
|
Rata-rata
|
4,80
|
10,30
|
16,65
|
21,65
|
27,15
|
Rata-rata/ 2 hari
|
4,80
|
5,50
|
6,35
|
5,00
|
5,50
|
Tanaman dengan cahaya lampu:
Tanaman
|
27 Juli
|
29 Juli
|
31 Juli
|
2 Agustus
|
3 Agustus
|
1
|
3,00
|
8,50
|
13,00
|
18,00
|
21,00
|
2
|
5,00
|
12,00
|
18,50
|
23,00
|
29,00
|
3
|
3,50
|
8,00
|
12,50
|
16,00
|
20,00
|
4
|
4,00
|
7,50
|
12,00
|
16,50
|
21,00
|
5
|
4,50
|
9,00
|
13,50
|
18,50
|
24,00
|
6
|
3,00
|
8,00
|
10,00
|
11,50
|
13,00
|
7
|
4,50
|
6,00
|
11,00
|
20,50
|
29,00
|
8
|
3,00
|
7,00
|
10,00
|
13,0
|
15,00
|
9
|
-
|
0,50
|
1,50
|
4,50
|
8,00
|
10
|
-
|
-
|
1,00
|
9,00
|
16,00
|
Rata-rata
|
3,05
|
6,65
|
10,30
|
14,05
|
19,60
|
Rata-rata/ 2 hari
|
3,05
|
3,60
|
3,65
|
3,75
|
5,55
|
Tanaman tanpa diberi cahaya:
Tanaman
|
27 Juli
|
29 Juli
|
31 Juli
|
2 Agustus
|
3 Agustus
|
1
|
7,00
|
13,50
|
22,00
|
27,00
|
33,00
|
2
|
6,50
|
13,00
|
21,50
|
27,00
|
32,00
|
3
|
7,00
|
13,50
|
21,00
|
26,50
|
32,50
|
4
|
6,00
|
12,50
|
22,00
|
27,00
|
32,00
|
5
|
6,50
|
13,00
|
21,50
|
26,50
|
31,50
|
6
|
5,00
|
12,50
|
21,00
|
26,50
|
31,00
|
7
|
5,50
|
12,00
|
19,50
|
25,00
|
32,00
|
8
|
5,50
|
12,00
|
18,00
|
25,50
|
31,00
|
9
|
6,00
|
12,50
|
17,00
|
26,00
|
31,50
|
10
|
5,50
|
11,00
|
17,50
|
24,00
|
30,00
|
Rata-rata
|
5,55
|
12,55
|
20,10
|
26,10
|
32,55
|
Rata-rata/ 2 hari
|
5,55
|
7,00
|
7,55
|
6,00
|
6,45
|
B. Pembahasan
A. Diberi Perlakuan dengan Cahaya Matahari
Pada
tanaman jagung yang di tanam di bawah cahaya matahari tampak
pertumbuhan yang sedang, tidak terlalu cepat tapi juga tidak lambat.
Warna daunnya hijau, batang dan akarnya lebih kokoh. Hingga penelitian
selama 10 hari daun yang sudah mulai membuka rata-rata 2-3 helaian
panjang. Serat daun lebih kuat sehingga daun tidak melengkung ke tanah.
Hal itu disebabkan oleh cahaya yang telah menguraikan hormon auksin
disekitar batang tumbuhan jagung. Karena hormon auksin terurai, maka
pertumbuhan tanaman terhambat, sehingga disesuaikan dengan pertumbuhan
akar yang masih labil. Akar tanaman yang labil tidak akan bisa menopang
batang tanaman jagung yang terus meninggi karena tidak terkontrolnya
hormon auksin. Dengan adanya cahaya, pertumbuhan batang akan
terkontrol dan tumbuhan akan tumbuh dengan normal. Warna daun dan batang
pada tumbuhan jagung yang terkena sinar matahari hijau segar. Fakta
tersebut menunjukan bahwa klorofil pada daun aktif dalam melakukan fotolisis
(reaksi terang, merupakan tahap awal dari proses fotosintesis). Dengan
aktifnya klorofil pada daun, klorofil dapat menyerap atau menangkap
cahaya dengan baik, sehingga proses anabolisme
B. Diberi Perlakuan dengan Cahaya Lampu
Pada
tanaman jagung yang hanya diberi cahaya lampu pertumbuhannya sedikit
terhambat. Terlihat dari batang yang lemas dan akar yang pertumbuhannya
tidak sekuat akar dengan cahaya matahari. Warna batang dan daun juga
terluhat pucat, tidak hijau seperti jagung yang diberi cahaya matahari.
Pada bagian ujung yang lebih dekat dengan sinar lampu batangnya tumbuh
lebih kuat dan cepat, namun ujung daunnya layu karena panas dari lampu
yang tidak sesuai dengan kondisi tanaman jagung. Tanaman jagung yang
lebih jauh dari lampu pertumbuhannya lebih lambat. Bentuk keseluruhan
sampel tanaman jagung jadi menyerupai susunan genting yang miring.
Semakin jauh dari sinar lampu tanaman makin pendek, dan yang paling
dekat dengan lampu yang paling panjang. Pertumbuhan tanaman jagung ke
arah sinar lampu karena pengaruh auksin pada tumbuhan. Batang jagung
yang terkena cahaya mamiliki auksin lebih sedikit, karena auksin
mengalami kerusakan jika terkena cahaya. Bagian batang yang tidak
terkena cahaya mempunyai lebih banyak auksin sehingga tumbuh
lebih panjang daripada bagian yang terkena cahaya. Akibatnya, batang
membelok menuju arah datangnya cahaya, yaitu cahaya lampu.
C. Diberi Perlakuan dengan Tanpa Cahaya
Tanaman jagung yang diletakkan pada tempat gelap pertumbuhannya sangat cepat. Ini karena pengaruh hormon auksin,
dimana hormon ini tidak rusak karena tidak terkena cahaya. Namun
tanaman jagung yang tidak terkena sinar, baik sinar matahari atau lampu,
pertumbuhan akar, batang dan daunnya sangat rapuh dan warnanya putih
kekuningan. Tanaman jagung yang tidak diberi cahaya keadaan tanahnya
lebih lembap dan basah, banyak tumbuh jamur dan hewan kecil seperti
semut. Akar, batang, dan daunnya tumbuh tidak terkontrol, menjalar ke
segala arah. Hal ini karena tidak ada sumber cahaya, karena pada
dasarnya tumbuhan tumbuh ke arah datangnya cahaya seperti yang telah
dijelaskan di atas.
C. Pembahasan secara Umum
Pada proses perkecambahan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu perkecambahan hypogeal dan epigeal.
Pada tanaman jagung yang kami teliti dapat diketahui bahwa tanaman jagung mengalami perkecambahan hypogeal, dimana pertumbuhan memanjang dari epikotil (sumbu embrio bagian atas kotiledon) yang menyebabkan plumula (pucuk embrio) keluar menembus kulit biji dan muncul di atas tanah, tetapi kotiledon tetap berada di dalam tanah.
Tanaman jagung yang diletakkan pada tempat gelap pertumbuhannya lebih cepat karena auksin
tidak rusak akibat terkana sinar, namun lebih lemah dan tidak teratur
arah pertumbuhannya. Selain itu tanaman jagung yang diletakkan di tempat
gelap snagat rentan mengalami kegagalan, karena tempat lembap yang
banyak disukai organisme yang kurang menguntungkan bagi pertumbuhan
tanaman jagung. Juga keadaan yang lembap membuat intensitas air tinggi
sehingga akar tanaman jagung rawan busuk.
Tanaman
jagung yang ditanam di tempat terang dan terkena sinar matahari
pertumbuhannya tidak terlalu cepat, tapi tumbuh dengan baik. Akar,
batang dan daunnya kokoh. Laju kerja auksin dan sitokinin seimbang, dimana sitokinin merangsang pembelahan sel dan memacu perkembangan kloroplas dan pembentukan klorofil, hal ini membuat proses forosintesis yang diperlukan tumbuhan untuk hidup berjalan lancar. Hormon sitokinin juga menghambat efek dominasi apikla oleh auksin.
Tanaman jagung yang ditanam di tempat dengan intensitas cahaya cukup
lebih terhindar dari organisme merugikan, karena kelembapan tanah dan
udara tidak terlalu tinggi.
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Dari penelitian yang kami lakukan dapat disimpulkan bahwa tanaman jagung mengalami perkecambahan hypogeal.
Tanaman
jagung yang mendapat intensitas cahaya cukup pertumbuhannya lebih
lambat dari yang ditempatkan di tempat gelap, tapi lebih sehat dan
kokoh.
Tanaman
jagung yang ditempatkan di tempat gelap pertumbuhannya lebih cepat tapi
arahnya tidak terkontrol dan bagian-bagiannya mudah patah. Tanaman
jagung yang diberi cahaya lampu pertumbuhannya hampir sama seperti yang
diberi cahaya matahari, tapi kondisi akar, batang dan daunnya tidak
sekokoh tanaman jagung yang diberi cahaya matahari.
DAFTAR PUSTAKA
Syamsuri, Istamar, dkk .2007 . Biologi untuk SMA Kelas XII Semester 1 . Jakarta : Erlangga.