Kasus Ambalat : Indonesia Tegas, Malaysia Protes
Seperti dikutip dari AntaraNews, Pemerintah Indonesia dan DPR telah sepakat untuk bersikap tegas mengenai kasus Ambalat. Indonesia tidak akan tawar menawar lagi mengenai status Ambalat sebagai bagian dari wilayah Republik Indonesia dan itu merupakan harga mati.
Menurut Wakil Ketua Komisi I DPR Bidang Pertahanan Yusron Ihza
Mahendra, Pemerintah RI mendukung penuh langkah-langkah Komisi I DPR RI
untuk melakukan kontak di Maysia dengan sejumlah pejabat negara tetangga
itu. Hal ini telah disepakati oleh delegasi Komisi I DPR RI dengan
Presiden SBY mewakili pihak Pemerintah pada Sabtu malam (6/6) kemarin.
Rapat yang dipimpin langsung Presiden Yudhoyono itu, demikian Yusron
Ihza Mahendra, dihadiri antara lain oleh Menko Polhukam, Menhan,
Panglima TNI, Kapolri, Menkumham, Wakil Menlu, dan Ka BIN.
Sementara dari kalangan Komisi I DPR RI terdiri dari Yusron Ihza Mahendra dari fraksi gabungan Bintang Pelopor Demokrasi, Happy Bone Zulkarnaen dari Golkar, Andreas Pareira dari PDIP, Joko Susilo dari PAN, Shidiq Wahab dari Partai Demokrat dan Ketua Komisi I Theo L Sambuaga dari Golkar.
Sementara dari kalangan Komisi I DPR RI terdiri dari Yusron Ihza Mahendra dari fraksi gabungan Bintang Pelopor Demokrasi, Happy Bone Zulkarnaen dari Golkar, Andreas Pareira dari PDIP, Joko Susilo dari PAN, Shidiq Wahab dari Partai Demokrat dan Ketua Komisi I Theo L Sambuaga dari Golkar.
Dalam rapat tersebut Presiden RI Susilo bambang Yodhoyono menekankan
kembali sikap tegas pemerintah bahwa persoalan kedaulatan bukan
merupakan hal yang dapat dikompromikan.
Ambalat sebagai milik Indonesia adalah harga mati dan apa yang
berkembang selama ini soal klaim mengklaim kepemilikan Ambalat hanyalah
klaim sepihak yang dilakukan Malaysia.
Yusron juga mengungkapkan bahwa meskipun Presiden Yodhoyono menekankan agar mengutamakan jalan diplomasi terhadap kasus Ambalat namun bukan berarti Indonesia juga tidak akan bersikap lebih tegas
Yusron juga mengungkapkan bahwa meskipun Presiden Yodhoyono menekankan agar mengutamakan jalan diplomasi terhadap kasus Ambalat namun bukan berarti Indonesia juga tidak akan bersikap lebih tegas
Indonesia juga melalui Komisi I DPR RI, seperti diungkapkan salah
satu delegasi Effendy Choirie, telah menyampaikan protes keras atas
sikap Tentara Laut Diraja Malaysia (TLDM) yang bertindak provokatif di
wilayah perairan Republik Indonesia, khususnya di Blok Ambalat.
“Pertama, kami menyampaikan protes kepada Pemerintah Malaysia melalui Menhan Malaysia, agar tidak melakukan provokasi di perbatasan perairan Blok Ambalat dengan mengoperasikan patroli-patroli militer yang melewati garis batas kedaulatan wilayah Indonesia,” ungkapnya.
“Pertama, kami menyampaikan protes kepada Pemerintah Malaysia melalui Menhan Malaysia, agar tidak melakukan provokasi di perbatasan perairan Blok Ambalat dengan mengoperasikan patroli-patroli militer yang melewati garis batas kedaulatan wilayah Indonesia,” ungkapnya.
Kedua, lanjutnya, Choirie meminta Menteri Pertahanan Malaysia, Datuk
Seri Dr Ahmad Zahid Hamidi untuk menjadikan jabatannya sebagai sarana
mempercepat penyelesaian sengketa kedua negara khususnya soal Blok
Ambalat.
“Sebagai orang penting nomor tiga di Malaysia, Menhan yang keturunan Jogya dan yang baru tiga bulan menjabat posisi tersebut, kami ajak untuk menjalin persahabatan yang lebih erat lagi. Semua masalah diselesaikan secepatnyalah,” kata Choirie yang mengaku telah lama bersahabat dengan Ahmad Zahid Hamidi .
Masih menurut Choirie, Ahmad Zahid Hamidi memberikan tanggapan positif dan menyatakan pihaknya memahami protes Pemerintah dan rakyat Indonesia.
“Sebagai orang penting nomor tiga di Malaysia, Menhan yang keturunan Jogya dan yang baru tiga bulan menjabat posisi tersebut, kami ajak untuk menjalin persahabatan yang lebih erat lagi. Semua masalah diselesaikan secepatnyalah,” kata Choirie yang mengaku telah lama bersahabat dengan Ahmad Zahid Hamidi .
Masih menurut Choirie, Ahmad Zahid Hamidi memberikan tanggapan positif dan menyatakan pihaknya memahami protes Pemerintah dan rakyat Indonesia.
“Tetapi, dia juga menyampaikan nota protes kepada Pemerintah RI
karena menurut dia Tentara Nasional Indonesia (TNI) pernah melakukan
pelanggaran perbatasan sebanyak 13 kali,” ungkap Choirie.
Meskipun menyampaikan protes balik kepada pemerintah Indonesia
namunMenteri Pertahanan Malaysia, Datuk Seri Dr Ahmad Zahid Hamidi
menyatakan negaranya tidak akan berperang dengan Republik Indonesia.
Lebih lanjut Menhan Malaysia juga berjanji selama menduduki jabatannya akan berusaha mempercepat proses penyelesaian sengketa RI-Malaysia tersebut.
Lebih lanjut Menhan Malaysia juga berjanji selama menduduki jabatannya akan berusaha mempercepat proses penyelesaian sengketa RI-Malaysia tersebut.